Internasional

Kunjungi Jamia Dar-ul-Uloom Haqqania, Mustasyar PCINU Pakistan Berbagi Pengalaman Pluralisme Warga Indonesia

Ahad, 2 Juni 2024 | 23:45 WIB

Kunjungi Jamia Dar-ul-Uloom Haqqania, Mustasyar PCINU Pakistan Berbagi Pengalaman Pluralisme Warga Indonesia

Kunjungan PCINU Pakistan ke Jamia Dar-ul-Uloom Haqqania di Islamabad Pakistan, Juni 2024 (Foto: istimewa)

Islamabad, NU Online
Mustasyar PCINU Pakistan, Rahmat Hindiarta sekaligus Kuasa Usaha Add Intern (KUAI) KBRI Islamabad, mengunjungi Jamia Dar-ul-Uloom Haqqania untuk bertemu dengan Wakil Rektor Maulana Rashid-ul-Haq Sami beserta civitas akademika dan mahasiswa Haqqania.


Tujuan kunjungan tersebut terutama untuk berbagi pengalaman terbaik Indonesia dalam mendiskusikan pluralisme kepada masyarakat Islam di Pakistan.


Dalam sesi diskusi, Maulana Rashid-ul-Haq didampingi saudaranya Maulana Hamid-ul-Haq Haqqani menyoroti Indonesia sebagai teladan Islam rahmatan lil 'aalamiin.

 

"Keharmonisan dan ketertiban umum adalah bagian dari kehidupan di Indonesia. Masyarakat Indonesia ramah dan saling menghormati," ujarnya pada Sabtu (1/6/2024).


Maulana Rashid-ul-Haq menceritakan itu karena sebelumnya pada November 2023 merupakan bagian dari Delegasi Ulama dan Cendekiawan Muslim Pakistan ke Indonesia yang diselenggarakan atas kerja sama KBRI Islamabad dan The International Council for Religious Affairs (IRCRA) untuk mengunjungi PBNU dan sejumlah ormas Islam di Indonesia.

 

Mustasyar PCINU Pakistan Rahmat Hindiarta menyampaikan bahwa Indonesia saat ini adalah negara Muslim terbesar di dunia meskipun jauh dari tempat kelahiran Islam di Makkah. Ini juga berkah dari Allah.


"Indonesia terdiri dari 17 ribu pulau yang dihuni oleh 280 juta penduduk. 87 persen di antaranya beragama Islam dan sisanya beragama Katolik, Protestan, Hindu, Budha, dan Konghucu," ujarnya kepada mahasiswa dan santri Madrasah Haqqani dalam bahasa Arab.


“Tentu saja, mengelola pluralisme merupakan sebuah tantangan. Namun upaya tersebut terus dipertahankan oleh Indonesia melalui penerapan Pancasila yang merupakan hasil konsensus para founding fathers dan mother Indonesia. Memang Indonesia tidak secara tegas menyatakan sebagai negara Islam. Namun sila pertama Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa,” lanjutnya dan menginformasikan bahwa kunjungan tersebut bertepatan dengan tanggal 1 Juni sebagai Hari Pancasila.


Di akhir sesi pihaknya menyerahkan plakat Pancasila sebagai tanda kesepahaman antara KBRI dengan Jamiah Dar-ul-Uloom Haqqania. Sedangkan Jamia memberikan kepada KBRI beberapa buku yang ditulis oleh mendiang Maulana Sami-ul-Haq dan putranya, Maulana Rashid-ul-Haq.

 

Jamia Dar al-Ulum Haqqania (bahasa Urdu: دار العلوم حقانیہ) adalah sebuah  madrasah besar di kota Akora Khattak, Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, barat laut Pakistan.

 

Lembaga tersebut mengajarkan studi Islam mazhab Deobandi dari Islam Sunni. Lembaga tersebut didirikan oleh Maulana Abdul Haq dengan kiblat pemikitan Deoband di India, dimana ia mengajar. Lembaga tersebut dijuluki Universitas Jihad karena metode-metode dan isi pengajarannya yang memegang teguh ajaran Islam konservatif. Sejumlah anggota utama Taliban, termasuk pemimpin Taliban Akhtar Mansour, belajar di sana.


Kontributor: Badat Alauddin