Daerah KONFERWIL NU JATIM 2018

Ikuti Kajian Islam Nusantara Selama Konferwil

Jum, 27 Juli 2018 | 02:30 WIB

Surabaya, NU Online
Selama Konferwil NU Jatim digelar, para peserta dapat mengikuti kajian Ahlussunnah wal Jamaah. Kegiatan digagas Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur (Asnuter Jatim) dengan topik menarik. Termasuk Islam Nusantara yang tengah ramai diperbincangkan.

Kegiatan ini merupakan bentuk dukungan dari Asnuter Jatim atas terselenggaranya Konferwil. Hal itu sebagaimana yang disampaikan oleh Direktur Asnuter Jatim, KH Abdurrahman Navis. "Ikut memeriahkan dan mensupport Konferwil, sehingga lebih meriah dan lebih bermanfaat bagi umat," kata kiai yang juga Wakil Ketua PWNU Jatim ini, Jumat (27/7).

Selain itu, kegiatan bertujuan menjawab berbagai persoalan yang ada di masyarakat, termasuk Islam Nusantara yang tengah ramai diperbincangkan. "Kegiatan ini juga memberikan informasi tentang Islam Nusantara yang meliputi landasan hukum dan bentuk aplikasi di masyarakat,” kata pengasuh Pondok Pesantren Nurul Huda Surabaya ini. Selain itu juga memberikan penjelasan kepada mayarakat seputar cara berbangsa dan bernegara yang baik dari segi agama dan sosial, lanjutnya.

“Kajian Aswaja dengan berbagai topik menarik tersebut akan berlangsung di Masjid Al-Hasan Pondok Pesantren Lirboyo dengan lima bahasan inti,” kata MZ Muhaimin. 

Kelima bahasan itu meliputi ajaran tasawuf Imam Ghazali dan Imam Junaid al-Baghdadi, fiqih Aswaja disertai dalil amaliyah. Termasuk keunggulan aqidah Asy'ariyah dan Maturidiyah, Aswaja dalam firqah Islam. Serta kajian mengenai Islam Nusantara dan fiqih kebangsaan. 

“Hal itu sesuai dengan tema Konferwil. Sehingga kegiatan juga mempertegas kontribusi, peran, dan kedudukan NU sebagai payung bangsa dengan paham Ahlussunah wal Jamaah,” kata Asisten Direktur (Asdir) Asnuter Jatim ini.

Selepas kegiatan diharapkan hadirin mampu untuk mengamalkan dalam kehidupan keseharian atas ajaran Aswaja secara lebih yakin dan khusyuk tanpa ada keraguan atas apa yang selama ini diyakini dan dijalankan.

“Sehingga tidak terjerumus dalam kesesatan. Selain itu, pertanyaan mengenai Islam Nusantara dan hukum berbangsa bisa terjawab,” pungkasnya. (Hanan/Ibnu Nawawi)