Kendal, NU Online
Di Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, tradisi lama dalam menyambut maulid Nabi Muhammad SAW masih cukup lestari. Tradisi itu antara lain adalah memasang lampion atau warga menyebutnya "teng-tengan", di depan rumah.
<>
Tradisi lainnya adalah ketuwih atau weh-wehan, yakni saling bertukar kue. Tradisi ini sudah ada sejak masa penyebaran agama Islam di Pulau Jawa. Kebiasaan ini merupakan bentuk ucapan syukur warga dalam menyambut hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Makanan khas yang selalu ada pada tradisi ini adalah sumpil dan ketan beraneka warna. Menurut seorang warga Kaliwungu, Rikaniah, jenis makanan ini mengandung banyak arti dan makna.
Menurut dia, ketan beraneka warna merupakan simbol rasa syukur dan perekat tali silaturahmi antara warga yang berbeda.
“Namun sekarang sudah berkembang, weh-wehan, tidak hanya sumpil saja sebagai makanannya, tetapi juga jajanan masa kini,” kata Rikaniah, Senin (13/1).
Warga Kaliwungu lain, Sa’adah Zaenal, menjelaskan, weh-wehan mulai dilakukan seusai ashar hingga isya. Tradisi ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Ia berharap, tradisi weh-wehan tetap terus ada karena sebuah tradisi yang tidak dimiliki oleh daerah lain. (Ahmad Rosidi/Mahbib)
Terpopuler
1
Istikmal, LF PBNU Ikhbarkan 1 Muharram 1446 Jatuh pada Senin 8 Juli 2024
2
Kapan 1 Muharram 1446 H? Ini Penjelasan LF PBNU
3
LF PBNU Instruksikan Rukyatul Hilal Awal Bulan Muharram 1446 H Besok
4
Khutbah Jumat: Judi Online, Petaka Berujung Sengsara
5
Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari: Awas Tipu Muslihat Musuh Agama dan Negara
6
Hukum Meminta Bantuan Jin dalam Pandangan Islam
Terkini
Lihat Semua